Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

cerpen

Gempa        Selasa, 23 January 2018 sekitar jam 2 kurang aku merasakan lantai kelas ku bergetar, aku tidak menyadari bahwa itu adalah gempa. Aku mengira bahwa getar lantaiitu berasal dari teman yang duduk disebelahku. Dia bernama Nasha, aku mengira getaran lantai itu karen hentakan kaki dari Nasha tetapi semakin lama getaran itu semakin kencang. Teman-teman yang berada di kelas ku pun panik sampai mereka berteriak karena ketakutan. Padahal kalau terjadi gempa kita seharusnya tidak boleh panik. Pada saat gempa itu terjadi aku sedang di jam pelajaran fisika. Tetapi karena gempa itu kami pun tidak melanjutlan pembelajaran. Kam pun segera berlari keluar kelas menuju koridor depan kelas. Karena kelas ku berada dilantai 4 akhirnya semua yang ada di lantai 2,3, dan 4 langsung diperintahkan untuk segera turun dan berkumpul dilapangan karena takut terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Aku pun berusaha untuk tidak panik. Yang membuatku panik karena waktu masih kecil aku...

puisi orang tua

Ibu, yang telah mengandungku selama sembilan bulan Ibu, yang memperjuangkan hidup dan matinya Hingga ku dapat hadir di dunia ini Ibu juga yang telah merawatku Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang Ayah, yang telah mendidikku Ayah, yang telah bekerja banting tulang Ikhlas, agar dapat menikmati hidup Detik demi detik, hari demi hari Bahkan tahun demi tahun Kalian adalah dua orang yang ku hargai Dua orang yang selalu ku hormati Ku cinta dan ku sayangi Saatku menangis, kaulah yang mengusap air mataku Saatku bersedih, kaulah yang menghiburku Saatku terjatuh, kaulah yang membangunkanku Terima kasih atas semua yang kalian berikan Terima kasih Ayah, terima kasih Ibu Aku sayang kalian sampai akhir hayatku

our hope

Buku ini menceritakan tentang seseorang yang diam-diam menyukai sahabatnya tetapi ia tidak mau mengungkapkannya karena ia takut ada kecanggungan diantara mereka dan orang tua si perempuan pun menjodohkannya dengan anak teman mereka.Karena mereka kasian dengan anaknya yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan.Setelah beberapa hari mereka bertemu ternyata calon tunangannya itu menyukai adiknya si perempuan, tetapi mereka harus tetap menikah sampai-sampai selalu ada keributam atau masalah yang terjadi diantara mereka. Dan karena si lelaki ini tidak menghargai si perempuan sebagai istrinya, si perempuan pun sakit hati dan beberapa saat kemudia si lelaki pun menyesal telah berbuat seperti itu kepada istrinya sendiri. Dan mereka pun akhirnya hidup bahagia bersama. Dari buku yang ditulis oleh Inesia Pratiwi ini mengajarkan kita untuk menghargai perasaan seseorang, ia tidak bisa terus menerus disakiti perasaannya. Karena akan ada titik dimana kesabarannya hilang dan tergantikan dengan amara...